Minggu, 24 Mei 2009

AREMA

Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang


Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama.



Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.
Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang.

Arema kemudian menjelma mejadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepakbola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepakbola Arema adalah sebuah keniscayaan.

Kesebelasan Arema (Arema Football Club/Persatuan Sepakbola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepakbolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana --home base klub pemerintah itu-- selalu disesaki penonton. Di mana Arema waktu itu ? Yang pasti, ia belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepakbola. Ia masih jadi sebuah "utopia".

Adalah Acub Zaenal yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub galatama. Jasa "Sang Jenderal" tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. "Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zaenal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden, Denpasar," ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. "You bikin saja (klub) Galatama di Malang," kata Ovan menirukan ucapan Acub.

Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal --putra Mayjen TNI (purn.) Acub Zaenal-- mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. "Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif," katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. "Saya hanya punya pemain," ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk "Derek" Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada '86.

Harus diakui, awal berdirinya Arematidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.

Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH--almarhum--No 58. "Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus," ujar Ovan mengisahkan.

Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk ewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang. Segala tetek-bengek mulai pemain, tempat penampungan (mess pemain), lapangan sampai kostum mulai diplaning.

Bahkan, gerilya mencari pemain yang dilakukan Ovan satu bulan sebelum Arema resmi didirikan.Pemain-pemain seperti Maryanto (Persema), Jonathan (Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra), sampai kiper Dony Latuperisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI karena kasus suap, direkrut. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe, juga bergabung.

Hanya saja, masih ada kendala yakni menyangkut mess pemain. Beruntung, Lanud Abd Saleh mau membantu dan menyediakan barak prajurit Pas Khas untuk tempat penampungan pemain. Selain barak, lapangan Pagas Abd Saleh, juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto dkk ditampung di barak. "TNI AU memberikan andil yang besar pada Arema," papar Ovan.

Sempat ada kendala, yakni masalah dana --masalah utama yang kelak terus membelit Arema. "Kalau memang tidak ada alternatif lain, ya papimu Luk yang harus mendanai," jelas Ovan saat mengantarnya ke Bandara Juanda. Sepulang dari Jakarta, Acub Zaenal sepakat menjadi penyandang dana.

Prestasi klub Arema bisa dibilang seperti pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah klasemen, hampir setiap musim kompetisi Galatama Arema F.C. tak pernah konstan di jajaran papan atas klasemen, namun demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjadi juara Galatama. Dengan modal pemain-pemain handal seperti Aji Santoso, Micky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi dan eks pelatih PSSI M.Basri, Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.

Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat pernah 3 kali masuk putaran kedua atau 8 besar. Yang pertama pada musim kompetisi Liga Indonesia ke II tahun 1995 , pada musim kompetisi Liga Indonesia ke VI tahun 2000 dan musim Liga Indonesia ke VII tahun 2001, Arema kembali mengulangi suksesnya masuk putaran 8 besar yang berlangsung di Jakarta.

Walaupun berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui. Sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003.

Meski demikian, keberadaan Arema tetap tidak terselamatkan sehingga harus degradasi ke Divisi I. Tak lama kemudian, dengan materi dan dana dari pemilik baru, Arema berhasil menjadi juara Divisi I Liga Indonesia 2004 dan kembali berlaga di Divisi Utama pada musim kompetisi 2005.

Selasa, 14 April 2009

DOA Q & SEMUANYA

Semoga aku yang bernama Khoirul Lukman
murid SMPN 16 Malang dan seluruuh Siswa
kls 3 SMPN 16 Malang pada tahun ajaran
2008/2009 DAPAT LULUS UJAN AKHIR
NASIONAL

'AMIN AMIN YAROBAL ALAMIN...'

SHOLAT KER........!!!

pKami rasa sudah jelas bagi kita bahwa sholat merupakan salah satu dari lima rukun Islam sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Sholat juga merupakan kewajiban paling utama setelah tauhid. Apabila sholat seorang muslim baik maka seluruh amal perbuatannya akan baik, begitu pula sebaliknya, jika sholatnya rusak maka seluruh amal perbuatannya pun rusak.


Oleh karena itu sholat sangat membutuhkan perhatian serius, teristimewa yang harus diperhatikan karena adanya bid'ah dan penyimpangan-penyimpangan yang terdapat dalam praktek sholat.

Al Imam Ahmad berkata, "Sesungguhnya kualitas keislaman seseorang adalah tergantung pada kualitas ibadah sholatnya. Kecintaan seseorang kepada Islam juga tergantung pada kecintaan dalam mengerjakan sholat. Oleh karena itu kenalilah dirimu sendiri wahai hamba Allah! Takutlah kamu jika nanti menghadap Allah Azza Wa Jalla tanpa membawa kualitas keislaman yang baik. Sebab kualitas keislaman dalam hal ini ditentukan oleh kualitas ibadah sholatmu." (Ibn al Qayyim, ash Sholah, hal 42 dan ash Sholah wa hukmu taarikihaa, hal 170-171)

Berangkat dari hal tersebut maka kami menyusun risalah yang selanjutnya kami kemas dalam bentuk web site Sholat Kita ini. Kami mencoba menghadirkan sebuah web site yang lain daripada yang lain. Mengapa lain daripada yang lain? karena kalau boleh dikatakan, web site ini adalah sebuah web site "tutorial sholat". Situs ini khusus memuat hal-hal penting yang berkenaan dengan sholat dari masalah definisi sampai tata caranya.

Fikroh fiqih yang kami ambil adalah mengikuti dalil, sebagaimana yang dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat". Allah berfirman: "Jika kalian saling berselisih dalam sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah dan rasul" yakni kembali ke kitab dan sunnah. Maka kami dalam situs ini, tidak berpegang hanya satu mazhab, akan tetapi, kami mengambil pendapat yang terkuat, yang didukung oleh dalil yang shahih dari mazhab yang empat. Sebab kami menyadari, tidak ada orang ma'sum kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Adapun hasil ijtihad mereka, bagi diri mereka (para imam) mendapat pahala, tapi bagi kita, kalau seandinya ijtihadnya salah, maka kita tidak boleh mengikutinya

Kami menyadari bahwa apa yang telah kami susun ini masih banyak kekurangannya, mungkin dari segi materi yang kami bawakan, atau dari segi desain webnya. Memang semula kami ingin membahas lebih luas dan banyak lagi. Tetapi karena keterbatasan yang kami miliki maka hanya ini saja yang baru bisa kami persembahkan bagi Anda.

Akhir kata, kami memohon kepada Allah dengan al asma' al husna -Nya, serta sifat-sifat-Nya yang mulia agar semakin menambah hidayah dan taufiq kepada kita dan semua umat Islam. Semoga Allah juga mengkaruniakan kepada kita untuk memahami masalah-masalah agama, serta selalu konsisten untuk memperjuangkan dan mendakwahkannya. Karena hanya Dialah Dzat Yang Mahamampu untuk mengerjakan semua itu.

Semoga sholawat Allah tetap terlimpah kepada Nabi kita Muhammad, para keluarga, shahabat-shahabat dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk beliau. Semoga Allah juga senantiasa mengagungkan sunnah beliau hingga hari kiamat nanti.

Amin.


MUSISI JALANAN & GIGI

Cepat cepat kau buka sepatumu
Lekas lekas kau buka bajumu
Cepat cepat larilah padaku
Mari mari berenang denganku


Lihat lihat perahu layar laju
Burung burung putih terbang jauh
Bunga laut seindah bunga melati
Bagai tempat mandi bidadari

Gelombang beriring
Angin laut membelai seakan merayu
Gemercik dan bening
Ikan lautpun menari di bawah lenganku

Hari-hari seindah lukisan
Bagai pohon bertunas impian

www.rizkyonline.com
Jangan janganlah kita lepaskan
Bubuk kenangan dalam lukisan

Janganlah kau ragu
Menyelamlah lalu berpelukan denganku
Tiada yang tahu
Ikan lautpun pasti lari karena malu

Cepat cepat larilah padaku
Mari marilah kita bercumbu
Telah lama kurindu kau selalu
Bermesraan dalam laut biru

PELUKIS JALANAN

MOJOKERTO - Profesi sebagai pelukis jalanan, bisa jadi hanya tinggal hitungan jari. Namun demikian, profesi ini tetap ditekuni segelintir orang.

Matahari telah sampai di ufuk barat, pertanda hari telah berubah menjadi malam. Namun tangan Suwarno tetap saja menari-nari di atas kanvas berukuran sekitar 60 X 80 cm itu.

Selembar foto balita di sampingnya, menjadi titik fokusnya saat itu. Berupaya keras agar gambar yang ia buat sepersis mungkin dengan gambar yang disodorkan pelanggannya beberapa jam lalu.

Hiruk pikuk lalu lintas di Jalan Raya Mojopahit Kota Mojokerto, Jawa Timur tak membuyarkan konsentrasinya untuk tetap melukis dengan pensil 2B miliknya. Dengan "senjata"nya itu, dia terus membuat pola wajah, sesekali ia menyeka kanvasnya dengan konte-bubuk hitam untuk memberikan sentuhan blok warna hitam.

Lalu lalang manusia di trotoar yang menjadi tempat kerjanya itu juga tak membuatnya kehilangan konsentrasi. Begitupula dengan datangnya pelanggan baru yang ingin memperbesar foto dengan warna hitam putih kepadanya. Meski sesekali menjawab pertanyaan calon pelanggannya itu, Suwarno tetap saja tak kehilangan fokus.

Bagi pelukis jalanan asal Kabupaten Blora Jawa Tengah dan kini bertempat tinggal di Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto ini, menjadi pelukis bukanlah profesi menjanjikan dengan keuntungan yang besar. Profesi ini, menjadi satu-satunya kemampuan yang menurutnya bisa dipakai pijakan kebutuhan rumah tangganya.

"Ibarat tambal sulam. Kalau ramai order, bisa untuk menutupi kebutuhan hidup jika sedang sepi," tukas Suwarno sembari terus mengibaskan kuas diatas kanvasnya.

Bagi lelaki yang tak tuntas menuntu ilmu di Institut Seni Rupa Indonesia (ISI) Yogyakarta ini, menjadi pelukis memang bukan semata-mata untuk memperoleh keuntungan secara material. Lebih dari itu, dengan melukis, dia bisa menyalurkan hobi yang selama ini ditekuninya.

"Ibaratnya, melakukan hobi dengan dibayar. Jadi, dinikmati saja," ujarnya dan tak berhenti sedetikpun untuk menyelesaikan tugasnya itu.

Untuk sebuah karya lukis yang siap diberikan kepada pelangganya, Suwarno hanya butuh waktu 3 jam. Namun dia mengaku, cepat tidaknya pekerjaan itu, sangat bergantung dari situasi isi hatinya.

"Jika sedang malas atau sedih, bisa sampai tiga hari untuk menyelesaikan satu lukisan," aku Suwarno.

Dalam sebulan, dia mengaku mendapatkan uang dari jerih payahnya itu sekitar Rp1 - Rp2 juta. Angka ini, dianggapnya telah cukup jika dibanding dengan kejelian yang harus ia tanggung. Sementara jika salah melukis, akan berbuah komplain dari pelanggannya.

"Memang harus hati-hati jika tak ingin dimarahi pelanggan. Harga lukisan mulai Rp100 ribu hingga Rp300 ribu. Tergantung besar dan banyaknya obyek wajah yang digambar," tukasnya.

Di Mojokerto, bukan kali pertama ia memulai karier. Jauh sebelum itu, pria berumur 29 tahun ini sudah mengadu nasib ke Jakarta. Kerasnya kehidupan di Ibu Kota itu, membuatnya harus mencari tempat yang dianggap "bersahabat" dengan profesinya itu. Namun ada kenangan yang hingga saat ini tak pernah ia lupakan.

"Saya pernah memberikan lukisan Bimbim langsung ke orang nya di gang Potlot. Ini foto saya," tukasnya sambil menunjukkan foto dirinya dengan seluruh anggota group band Slank dengan mata berbinar-binar.

Kisah yang tak pernah dilupakan sepanjang hidup lainnya kembali ia lontarkan. Beberapa waktu lalu, tepatnya 18 April 2006, dengan susah payah ia menuju Kota Madiun untuk menyaksikan konser Peterpan. Tak ingin melewatkan momen, dia memberanikan diri untuk bertemu dengan Ariel, vocalis Peterpan.

"Saya berikan lukisan bergambar foto Ariel. Dan dia (Ariel) menerima dengan senang hati lukisan itu," ujarnya kembali menunjukkan bukti apa yang dia ceritakan itu dengan selembar fotonya bersama personil Peterpan.

;;

PELEM KER...!!!

By :
Free Blog Templates